Rabu, 07 Oktober 2009

TERSENYUMLAH

December 15th, 2007 by taufik-syach


Bagi sebagian orang, mungkin akan setuju dengan anggapan bahwa senyum adalah hal kecil yang bisa menimbulkan efek luar biasa. Namun bagi penulis pribadi, senyum itu bukan sekedar menggerakkan otot-otot wajah, yang akan membuat wajah kita lebih awet muda, tetapi lebih daripada itu, senyum adalah bagian dari pada ibadah dan pergerakan suasana hati atau pencerminan emosi diri seseorang. Orang lain yang melihatnya pun akan terpengaruh dan terbawa suasana hatinya. Bisa jadi orang lain akan ikut senang, ceria, bahkan grogi atau bingung. Karena setiap orang punya ciri khas dalam senyumnya.

Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya (QS Asy-Syams:9-10)

Karena dengan senyum kita bisa mensucikan jiwa, maka dengan senyum pula kita akan mendapatkan keberuntungan (ridha dan rahmat Allah). Pada dasarnya, semua orang bisa tersenyum, namun kadangkala karena ketidakseimbangan baik fisik apalagi mental membuat sebagian orang sulit untuk tersenyum. Dalam ajaran Islam, tersenyum dianggap sebagai suatu ibadah, Rasulullah saw bersabda,
Pernahkah Anda melihat wajah orang yang tidak pernah tersenyum? Bagaimana perasaan Anda? Yang pasti, apa pun perasaan kita, pada dasarnya, hati dalam kita berkata, bahwa memandang wajah orang yang tidak mau tersenyum amatlah menjengkelkan. Ini tidak berarti kita harus terus senyum-senyum sendiri di mana-mana. Namun, alangkah berbedanya bila sudut bibir kita tertarik ke atas dan bukannya turun ke bawah.

"Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah," (HR Muslim).

Senyum adalah sedekah, karena orang yang tersenyum adalah orang yang mampu memberikan rasa aman dan rasa persahabatan pada orang lain. Senyum juga menggambarkan karakter kondisi si pemberi senyum bahwa ia mempunyai sifat lembut, ramah, dan bersahaja. Untuk memotivasi para sahabat, suatu hari Rasulullah SAW berpesan, "Janganlah kalian menganggap remeh kebaikan itu, walaupun itu hanya bermuka cerah pada orang lain," (HR Muslim).

Bila sudut bibir kita tertarik ke atas, wajah kita akan lebih nampak cerah dan membuat orang-orang di sekeliling kita merasa aman. Sebaliknya, bila sudut bibir kita turun ke bawah, maka seluruh rona muka kita akan tampak kusut dan membuat orang-orang di sekeliling kita enggan mendekat. Bisa saja orang beranggapan, "Orang itu judes. Orang itu jahat. Orang itu galak. Orang itu menyeramkan."
Senyum menunjukkan keramahan yang terpancar dari dalam. Selain itu, senyum juga melegakan hati diri sendiri.

Dengan tersenyum, kita akan merasa lebih santai dan jauh dari perasaan tegang. Kita memerlukan senyum, bukan hanya untuk membahagiakan orang lain, melainkan juga untuk menenangkan hati kita sendiri. Senyum selalu memiliki arti keindahan, ketenangan, kedamaian dan kasih sayang. Apa pun yang sedang kita alami saat ini, susah atau senang, santai atau tegang. Berusahalah untuk tetap tersenyum. Tersenyumlah memandang semua hari-hari kita dan rasakan keramahan itu tidak hanya kita dapatkan dari luar pribadi kita, melainkan dari dalam diri kita sendiri.

Orang yang selalu bermuka cerah, tentu akan mendapat tempat dan disukai oleh banyak orang, sebaliknya orang yang hanya cemberut saja, mudah tersinggung dan marah akan dijauhi banyak orang. Kondisi yang terakhir justru akan merusak keseimbangan fisik, tekanan darah naik, detak jantung tidak menentu dan lekas tua. Dalam dunia kesehatan ditemukan bahwa orang yang tersenyum, tertawa tidak berlebihan, membuat jasmaninya sehat terutama dapat mengendorkan ketegangan otot wajah, wajahnya selalu terlihat berseri dan indah dipandang.

Cukup banyak kejahatan, kekerasan dan angkara murka yang terjadi di sekeliling kita. Semua itu disebabkan karena banyak orang yang enggan untuk mengakui kekurangan dan kelemahan dirinya. Semua orang enggan untuk bersikap ramah terhadap diri sendiri (merasa selalu benar), dan akibatnya, manusia enggan pula bersikap ramah pada sesamanya.

Tak ada lagi senyum yang tersungging di bibir. Apakah kita juga ingin menyemarakkan suasana penuh kekerasan dan tanpa keramahan ini?
Secara filosofi, Senyum adalah ekspresi optimisme dan harapan. Sedangkan marah adalah ekspresi keputusasaan dan ketidaksabaran.

Senyum adalah sikap membangun, marah adalah sikap merusak. Menyikapi kondisi carut-marut bangsa ini, layaklah kita tersenyum. Sikap marah hanya akan memperkeruh kondisi, kemarahan bisa berbuah dendam, bisa menyulut pertikaian dan bisa mengubur ukhuwah.

Dengan situasi yang makin memburuk sekarang ini, nampaknya senyum telah menjadi harta yang mahal harganya. Senyum makin langka dan makin sulit dicari. Islam selalu mengajarkan kasih sayang. Dalam kasih sayang selalu ada senyum keramahan. Dalam senyum keramahan, tak ada kekerasan dan angkara murka. Adakah kita mau tersenyum dan mengembalikan kedamaian dunia melalui kasih sayang Allah SWT dalam hidup kita?

Tersenyumlah, maka dunia akan tampak lebih indah!