Ini merupakan sebuah informasi penting bagi kita yang perduli akan sejarah bangsa serumpun melayu, informasi ini saya kutip sari harian SRIWIJAYA POST at http://karimsh.multiply.com .
PALEMBANG, Jumat (08-08-2008)
SRIWIJAYA POST
Sebanyak 10 orang rombongan ahli dan mahasiswa sejarah dari Negeri Pahang Malaysia menyempatkan diri bertemu dengan Walikota Palembang, H Eddy Santana Putra, Kamis (7/8). Kedatangan rombongan ini untuk menyampaikan rencana mereka berkenaan dengan penelusuran jejak sejarah Palembang-Malaysia.
Pimpinan rombongan Datuk Sri Wan Abdul Wahid bin Wan Hasan, usai bertemu Walikota Eddy Santana, mengatakan Indonesia dan Malaysia khususnya Palembang-Negeri Pahang Malaysia dilihat dari pertalian sejarahnya berawal dari Demang Lebar Daun dan Sangsa Purba yang turun dari Bukti Seguntang. Mereka itulah akhirnya menjadi raja-raja melayu di Semenanjung Malaka dan akhirnya masuk ke Malaysia.
PALEMBANG, Jumat (08-08-2008)
SRIWIJAYA POST
Sebanyak 10 orang rombongan ahli dan mahasiswa sejarah dari Negeri Pahang Malaysia menyempatkan diri bertemu dengan Walikota Palembang, H Eddy Santana Putra, Kamis (7/8). Kedatangan rombongan ini untuk menyampaikan rencana mereka berkenaan dengan penelusuran jejak sejarah Palembang-Malaysia.
Pimpinan rombongan Datuk Sri Wan Abdul Wahid bin Wan Hasan, usai bertemu Walikota Eddy Santana, mengatakan Indonesia dan Malaysia khususnya Palembang-Negeri Pahang Malaysia dilihat dari pertalian sejarahnya berawal dari Demang Lebar Daun dan Sangsa Purba yang turun dari Bukti Seguntang. Mereka itulah akhirnya menjadi raja-raja melayu di Semenanjung Malaka dan akhirnya masuk ke Malaysia.
“Masih kita mempunyai raja yang kita boleh susul sejarahnya dari Bukti Siguntang berkaitan dengan Walisongo ada kekerabatan dengan raja-raja di Palembang ini dengan Malaysia yakni Raja Sultan Haji Ahmadsyah,” kata Datuk Sri Wan Abdul Hamid seraya mengaku dengan jejak sejarah yang dimiliki kedua negara itu memungkinkan Malaysia dan Indonesia adalah satu rumpun sehingga kerjasama hubungan antara kawasan kawasan lautan saling lewat lautan dan juga perlu pertukaran budaya perlu dimaklumkan.
“Diantara rombongan kami ini ada majelis budaya negeri Pahang, kumpulan dari budayawan yang sering memberikan seminar-seminar, pelatihan dan pendidikan masalah budaya,” ungkap Wan Abdul Hamid.
Datuk Sri Wan Abdul Wahid sendiri adalah Pengurus Persatuan Sejarah Malaysia Cawangan Negeri Pahang.
Dia melihat banyak sekali kesamaan antara Palembang-Malaysia mulai dari sisi bahasanya, seni dan budayanya, makanannya misalnya ikan seluang, ikan belida, patin, ruan (gabus). Termasuk cara memasak pun hampir sama. Budaya-budaya ini menyebar di Bagian tengah dan timur Malaysia.
Disinggung soal banyaknya produk-produk Indonesia diklaim pihak Malaysia sebagai ciptaan Malaysia, Datuk Sri Wan Abdul Wahid mengakui bahwa sebagian besar masyarakat Malaysia itu asalnya dari tanah besar Sumatera. Sukunya ada keturunan melayu, Minangkabau, Jawa dan Bugis. Dan asal usul rajanya juga dari Palembang yang turun ke Malaysia dan Malaka jadi rumpunnya juga satu rumpun makanya kebudayaannya, makanannya hampir sama. “Bahkan ketika zaman Belanda mengacau di Indonesia terjadi perpindahan penduduk (migrasi), jadi tidak asing lagi kalau kita ini serumpun,” terang Wan Abdul Hamid sembari mengaku jika asalnya satu rumpun mestinya produk kain, makanan dan budayanya tidak akan jauh beda. Artinya, di Malaysia juga ada kain songket yang dibuat orang Malaysia. Ada masakan pindang ala Malaysia yang cita rasanya juga tidak jauh beda dengan Indonesia. (trs)
Sumber : Sripo-online.com
(http://www.sripo-online.co