Selasa, 28 Desember 2010

EUPHORIA AFF CUP 2010 DAN PERMASALAHAN HUBUNGAN ANTAR NEGARA SERUMPUN

Indonesia - Malaysia
by Apriansyach Taufik on Tuesday, December 28, 2010 at 10:33am
 
(Disela-sela embun pagi di Kota Depok, Selasa, 28 Desember 2010, Pukul 07:00 WIB)

Terlepas dari insiden unsporting dari Supporter Malaysia pada pertandingan leg pertama Final AFF Cup 26 Desember 2010 kemaren, bahwa kita harus dengan besar hati mengakui kemenangan Team Malaysia. Karena pada pertandingan tersebut secara kualitas dan strategi, Team Malaysia memang lebih unggul dari Team Indonesia. Namun ini bukan akhir bagi Team Indonesia, karena kita masih ada kesempatan di pertandingan leg yang kedua besok tanggal 29 Desember 2010. Insya Allah, tak ada yang tak mungkin bagi Allah, yang terpenting Team Indonesia harus benar-benar berbenah diri dan mempersiapkan soliditas dan strategi team dengan lebih baik lagi.

Bagi kita Supporter Indonesia, gunakanlah cara-cara yang baik (halal) untuk meraih kemenangan, jangan sampai insiden unsporting dari beberapa Supporter Malaysia yang menggunakan dan petasan (mercun) untuk mengganggu konsentrasi team lawan pada leg pertama Final AFF Cup di Studion Bukit Jalil, Malaysia kemaren terulang kembali di Jakarta. Tunjukan bahwa bangsa kita berbudaya, jangan pernah hilangkan budaya santun dan keramahan bangsa kita. Dan sebagai tuan rumah dalam pertandingan di leg kedua ini, maka sambutlah team lawan (tamu) dengan baik. Jangan sampai perbuatan yang tidak baik kita balas dengan perbuatan tidak baik pula, dengan kata lain jangan sampai tindakan unsporting dari beberapa Supporter Malaysia kemaren kita balas dengan unsporting juga, karena saya yakin tidak semua Supporter dari Malaysia kemaren yang bertindak demikian.

Indonesia - Malaysia

Siapapun yang akan meraih kemenangan dalam laga Final AFF Cup 2010 kali ini, tentunya merupakan team yang benar-benar siap untuk menang. Dan bagi team yang belum berkesempatan untuk meraih kemenangan pada musim ini maka bukan berarti mereka adalah team yang lemah, karena untuk mencapai level final ini saja sudah merupakan suatu pencapaian yang sangat baik dan juga membutuhkan perjuangan yang cukup berat, dimulai dari babak penyisihan hingga bertengger di babak final. Ibarat sebuah pepatah motivasi, bahwa sesungguhnya sebuah kekalahan itu ialah kejayaan (kemenangan) yang tertunda.

Kita berikan apresiasi yang terbaik bagi team mana saja yang meraih kemenangan besok, hormati semua hasil dari pertandingan, tetap jaga sportivity, karena kemenangan tanpa didasari dengan sportivity merupakan kemenangan yang semu.

Semisalnya team yang kita banggakan mengalami kekalahan, maka jadikanlah itu sebagai pesan peringatan, bahwa kita mesti melakukan pembenahan dan perbaikan diri, dan bukan mencari kesalahan-kesalahan yang tak patut dipersalahkan atau bahkan mencari kambing hitam dari kekalahan yang diterima, karena memang sang kambing hitam tak pernah ikut dalam pertandingan maupun menjadi Supporter. Hehe… ^^

Jangan bersedih dan kecewa berlebihan, ini hanyalah sebuah pertandingan bola.

Ilustrasi - Jangan sampai hal ini terjadi di Studion GBK Jakarta. hehe... ^^
Supporter Indonesia, tunjukan bahwa kita bangsa yang berbudaya, tetap jaga sportivity.
Apapun hasilnya dukung terus team kebanggaanmu. Siapapun pemenangnnya, yang jelas Indonesia dan Malaysia merupakan negara serumpun dan masih dalam satu wilayah nusantara atau persaudaraan melayu (Unity of Malays), sesungguhnya kedua negara ini terpisah hanya karena pembagian wilayah kekuasaan oleh para bangsa penjajah silam. Tidak dipungkir,  sudah sekian banyak perselisihan yang terjadi di antara kedua negara ini, mulai dari masalah perbatasan wilayah negara, seni dan budaya, hingga masalah imigran dan tenaga kerja. Hujat menghujat, saling caci dan fitnah tidak henti-hentinya terucap dari kedua belah pihak warga negara, mulai dari media masa, forum diskusi setingkat web, jaringan sosial atau blog, hingga ke level para pejabat dari kedua negara.

Sungguh disayangkan, hanya perbuatan sia-sia belaka. Bukankah kedamaian itu lebih baik, sebagai seorang muslim sesungguhnya kita tidak diperkenankan untuk memusuhi sesama kita. Teringat sebuah iktibar dari sebuah riwayat, bahwa ketika Rasulullah menyampaikan Risalah Islam kepada penduduk Makkah silam, maka saat itu Rasulullah banyak mendapatkan hujatan dan hinaan bahkan niat buruk untuk mencelakakan Beliau, namun apa yang dilakukan oleh Baginda Rasulullah, Beliau membalas semua itu dengan keikhlasan, permakluman dan perbuatan baik bahkan Rasullullah pun mendoakan atas kebaikan bagi mereka. Apakah kita sebagai seorang Muslim akan mengabaikan tauladan Rasul tersebut.

Salam Persaudaraan bagi semua, Semoga Rahmad Allah senantiasa menyertai kita semua.

Written by: Apriansyach Taufik