Senin, 08 Agustus 2011

JUJUR ITU INDAH, MAKA SENANTIASALAH BERLAKU JUJUR, SUNGGUH ALLAH AKAN MENYAYANGIMU.

JUJUR ITU INDAH, MAKA SENANTIASALAH BERLAKU JUJUR, SUNGGUH ALLAH AKAN MENYAYANGIMU.

by Apriansyach Taufik on Saturday, June 18, 2011 at 8:05pm
 
Depok, 18 Juni 2011 pukul 19:00 WIB. Mengawali sabtu malam yang hening, sambil melepas penat akibat syndrome prakesmas minggu ini, di sudut meja yang penuh dengan berkas foto copy materi kuliah yang mungkin tak pernah tersentuh lagi sejak nilai hasil ujiannya keluar. "hehe...!" 

Sebuah kisah untuk kita renungkan, akhir pekan ini di beberapa media masa, baik media cetak maupun elektronik bahkan media maya, banyak beredar berita tentang pengakuan dari Ibu seorang murid Sekolah Dasar (SD) negeri di salah satu daerah di Ibu Kota. Beliau mengadu ke Komisi Nasional Perlindungan Anak karena buah hatinya dipaksa untuk bertindak tidak jujur oleh gurunya. Sang anak bersama sejumlah temannya yang pintar dikumpulkan menjelang ujian nasional beberapa waktu lalu. Mereka diminta membagikan jawaban kepada kawan-kawannya yang lain melalui telepon seluler saat ujian. Sungguh fakta ini cukup menghebohkan dan mencoreng nilai keluhuran sebuah institisi pendidikan yang seharusnya berfungsi sebagai tempat pembentukan manusia generasi bangsa yang terdidik dan berakhlak mulia.

Memang jika kita semua mau mengakui, maka fakta tersebut diatas bukanlah hal yang asing lagi ditelinga kita, bahkan mungkin juga kita pernah dan sedang terlibat dalam derasnya arus ketidakjujuran bangsa ini. Sungguh sangat miris, entah siapa lagi yang dapat kita percaya di negeri ini, karena hampir semua lini, semua bidang, bahkan semua profesi terlibat di dalam arus ketidakjujuran yang semakin hari semakin lumrah di negeri ini.

Dimanakah nilai-nilai luhur yang diajarkan baik oleh agama ataupun nilai-nilai luhur kearifan budaya kita. Semua hilang, ketika ambisi kita terhadap dunia telah membutakan mata hati dan iman kita. Kejujuran seakan menjadi sebuah barang mahal, bahkan lebih mahal dari harga diri. Mengapa demikian, karena terkadang orang akan rela melakukan apapun demi memenuhi ambisinya, bahkan dengan mengabaikan harga diri sekalipun.

Jaman memang telah berubah, kejujuran saat ini tak lebih bak butiran-butiran pasir yang mencoba melawan derasnya arus lautan ketidakjujuran (bohong/dusta). Bahkan hanya untuk bertahan, akan terasa sulit, namun janganlah khawatir, yakinlah bahwa Allah akan senantiasa berada pada orang-orang yang benar lagi berlaku jujur. Sungguh takkan pernah merugi orang yang berlaku jujur, karena Allah akan mencukupkan hatinya, hingga tak bersisa lagi ruang untuknya berdusta dan mengagungkan fatamorgana dunia.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman,bertaqwalah kepada dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang jujur” (QS: At-Taubah: 119). Dalam ayat lain, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang artinya: "Jikalau mereka jujur kepada Alloh, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka" (QS: Muhammad: 21)

Baginda Rasullah sallallahu `alayhi wa sallam mengajarkan kita tentang indah dan pentingnya sebuah kejujuran bagi seorang muslim, seperti penggalan nasehat Beliau berikut dalam hadist yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu ‘anhu "
"Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Hati-hatilah kalian dari berbuat dusta, karena sesungguhnya dusta akan mengantarkan kepada kejahatan dan kejahatan akan mengantarkan pada neraka. Jika seseorang sukanya berdusta dan berupaya untuk berdusta, maka ia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.”

Dan suatu ketika seseorang bertanya kepada Baginda Rasul sallallahu `alayhi wa sallam :
"Ya Rasulullah, terangkan kepadaku, apa yang paling berat dan apa yang paling ringan dalam beragama Islam?"
Rasul bersabda, “Yang paling ringan dalam beragama Islam ialah membaca syahadat atau kesaksian bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah Rasulullah. Sedang yang paling berat adalah hidup jujur (dapat dipercaya). Sesungguhnya, tidak ada agama bagi orang yang tidak jujur. Bahkan, tidak ada shalat dan tidak ada zakat bagi mereka yang tidak jujur.” (HR Ahmad Bazzar).

Memang benar bahwa "berlaku jujur itu memang sangatlah sulit", namun pernyataan itu hanya akan keluar dari lisan orang-orang yang sepanjang hidupnya penuh dengan ambisi keduniawian semata (al wahnu) dan hanya bagi mereka yang mengingkari keberadaan Allah yang senantiasa mengawasi hidupnya.

Allahu'alam Bishawab

Sumber nasehat: Al Quran dan Hadist
(Written by: Apriansyach Taufik)